Judul di atas, saya ingat adalah sebuah judul antologi tulisannya Mbak Helvy dan Mas Gol A Gong. Sudah lama sekali saya membacanya, tak ingat juga cerpen apa saja yang ada di sana. tapi saya masih mengingat cerita tentang Nyanyian Perjalanan ini. Tentang sosok seorang aku, yang berjalan dari Lampung ke Jakarta. Aku adalah seorang santri, sepanjang jalan Lampung-Jakarta, aku tak lepas dari memberi uang kepada setiap pengamen yang singgah ke dalam bus. Saat pekan lalu ikut mudik dan ketika di dalam mobil saya iseng memotret sore yang akan berubah warna menjadi gelap, melihat gambar yang dihasilkan asal-asalan dari mobil dalam kelajuan 100km/jam tersebut isi kepala saya entah pergi ke alam antah berantah mana.
Gambar di atas memang biasa saja, tapi melihat dan mengikuti kronologis kejadian lebaran kemarin, seperti sebuah nyanyian di perjalanan. Petang, gelap, terang, pagi, tengah hari masing-masing ada ceritanya. Kelantan, Perlis, masing-masing memiliki kisah sendiri untuk diceritakan. Kelahiran, kematian… Ah! semuanya, semuanya menjadi pengingat. Ada orang tua yang saya rindukan di sana, ada nama yang sering saya ingat tanpa tawa…
Setiap langkah setiap perjalanan menyimpan banyak cerita ya Naz, tulisan singkat yg menyentuh, belum tidur Naz?
belum, Teteh hehehe
Nganggur ini 🙂
Di Berlin jam berapa, Teh? Belum tidur juga?
Ananda…
sebuah perjalanan bisa berarti banyak bagi setiap orang,
puisi yang indah bagi sang penyair
cerita yang menarik bagi sang sastrawan
gambar mempesona bagi sang pelukis
……………………
…………………….
dan juga sebuah siksaan bagi yang tengah menanggung rindu
Betul, sekali, Bapak…
Ana mengalami dan melihat sendiri
Gambarnya fokus banget ya, di dalam kelajuan 100km/jam
Shutternya dinaikan, Pak 🙂
wuihh… makin profesional aja mbak Anaz, sesuai dg HS-nya. Ayo, mbak jadikan hobby + passion. Saya juga lagi ber-proses belajar di kala senggang. Poto-piti object.
Ah, Bapak, terlalu berlebihan kalau dibilang profesional. Fotografi itu juga sama seperti menulis kudu dari hati hehehe dan anaz sering banget malesnya
Alhamdulilahhh…, Anaz ada temen hobi njepret lagi 🙂
Rindu dalam ruang apapun, tetap saja rindu …
midanl aidzin mba anaz…
Zeyyy…
Minal aidzin juga. Taqaballahu mina wa mingkum…
Keponakanku dah lhirkah? 🙂
sudah … heheh laki dan perempuan loh ^^
Subhanallah, alhamdulilahhh
Salam untuk keduanya 🙂
great!
nice pic mbakonnie..
pic yg seakan menuntut kita meresapi makna yg terkandung dibalik langit *comenserius* *benerinkacamata*
benerin cadarnya Raya 🙂 😛
“jangan fahriii… jangaaaaan”
*adeganfahrimelepascadarnyaaisyah* 😀
Wakakakaka
Rayaaaaaaaaaa
Duh, nih, anak bikin ngakak aja
obat setress itu ngakak,mbakonnie ;-))
Iyah, terimakasih, Adikonie udah jadi pengobat setres, semoga gak ajdi setres #eh hihihi
tenaaaaaanggg…
apa sih yang gaaak akooh lakukan buat mbakonnie *kedapkedipinmata*
belekan yah, ray? Kedip2 mata muluk 😛
eleuh,,eleuh,, mbakonnie PPGT yaaaaa??? alias purapuragaktau :p..
Laaah ituuuu,, ray make cadar sambil kedip paaan alasannya ituuuu,,, matakoooh belekan karena tjintaah #eaaaaaaaaaaaa